Minggu, 11 Oktober 2015

Kegiatan Menulis dalam Kehidupan
*Rifannisa Hernandiyah Dianti (Icha)

Keterampilan berbahasa dalam kurikulum di sekolah biasanya mencakup beberapa segi, terutama keterampilan menulis. Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain. Menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif. Dalam kegiatan menulis ini maka sang penulis harus terampil memanfaatkan grafologi, struktur bahasa, dan kosa kata. Keterampilan menulis ini tidak akan datang secara otomatis, melainkan harus melalui latihan dan praktek yang banyak dan teratur.
            Menulis adalah mengekspresikan secara tertulis gagasan, ide, pendapat, atau pikiran dan perasaan.[1] Dalam pengertian yang lain, menulis adalah kemampuan berbahasa untuk menyatakan pikiran dan perasaan dalam bentuk tulisan yang diharapkan dapat dipahami oleh pembaca dan berfungsi sebagai alat komunikasi secara tidak langsung. Dalam pembagian kemampuan berbahasa, menulis selalu diletakkan paling akhir setelah kemampuan mendengarkan, berbicara, dan membaca. Meskipun selalu ditulis paling akhir, bukan berarti menulis merupakan kemampuan yang tidak penting.
Pada awal sejarahnya, menulis dilakukan dengan menggunakan gambar, contoh-nya tulisan hieroglif (hieroglyph) pada zaman Mesir Kuno. Tulisan dengan aksara muncul sekitar 5000 tahun lalu. Orang-orang Sumeria (Irak saat ini) menciptakan tanda-tanda pada tanah liat. Tanda-tanda tersebut mewakili bunyi, berbeda dengan huruf-huruf hieroglif yang mewakili kata-kata atau benda.

Adapun tujuan menulis dapat diklasifikasikan sebagai berikut.
1)      Mengubah keyakinan pembaca;
2)      Menanamkan pemahaman sesuatu terhadap pembaca;
3)      Merangsang proses berpikir pembaca;
4)      Menyenangkan atau menghibur pembaca;
5)      Memberitahu pembaca; dan
6)      Memotivasi pembaca.[2]

Kemampuan menulis permulaan memiliki manfaat terutama pada kemampuan menulis lanjutan yang berhubungan dengan proses belajar mengajar, manfaat tersebut antara lain :
1)      Memperluas dan meningkatkan pertumbuhan kosa kata.
2)      Meningkatkan kelancaran tulis menulis dan menyusun kalimat.
3)      Sebuah karangan pada hakikatnya berhubungan bahasa dan kehidupan.
4) Kegiatan tulis menulis meningkatkan kemampuan untuk pengaturan dan pengorgani-sasian.
5) Mendorong calon penulis terbiasa mengembangkan suatu gaya penulisan pribadi dan terbiasa mencari pengorganisasian yang sesuai dengan gagasan-nya sendiri.

Pada prinsipnya, fungsi utama dari menulis adalah sebagai alat komunikasi yang tidak lang-sung. Menulis sangatlah penting bagi pendidikan karena memudahkan para pelajar berpikir, terutama dapat menolong berpikir kritis. Selain itu, dapat mempermudah-kan kita merasakan hubungan-hubungan, memperdalam daya tanggap atau persepsi kita, memecahkan masalah yang kita hadapi, dan menyusun urutn bagi pengalaman.
Kesimpulannya adalah menulis didefinisikan sebagai alat komunikasi tidak langsung yang dinyatakan dalam bentuk tulisan. Sejarah tulisan pertama kali muncul menggunakan gambar, yang kemudian muncul tulisan berbentuk aksara. Klasifikasi utama dari tujuan menulis adalah untuk me-nginformasikan, mendidik, membujuk, dan menghibur para pembaca. Manfaat menulis itu sangat banyak. Intinya, kita menulis sebisa mungkin dan bermanfaat bagi orang lain. Fungsi utama dari menulis adalah sebagai alat komunikasi tidak langsung, yang penting sekali bagi pendidikan agar para pelajar dapat berpikir.


[1] Menurut Djago Tarigan dalam Elina Syarif, Zulkarnaini, Sumarno (2009: 5)
[2] Menurut Syafie’ie (1988: 51-52)


DAFTAR PUSTAKA
Wijayantiromi. “Makalah Membaca dan Menulis”. 28 April 2013.
Anonim. “17 Pengertian Menulis Menurut Para Ahli, Buku dan Umum”. 4 Juni 2014.
Anonim. “Menulis”. 11 Maret 2015
Sutrisna. “Tujuan dan Manfaat Menulis”. 13 Agustus 2012.

Tagged:

0 komentar:

Posting Komentar