Kegiatan Menulis dalam Kehidupan
*Rifannisa Hernandiyah Dianti (Icha)
Keterampilan berbahasa dalam
kurikulum di sekolah biasanya mencakup beberapa segi, terutama keterampilan
menulis. Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk
berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain.
Menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif. Dalam kegiatan
menulis ini maka sang penulis harus terampil memanfaatkan grafologi, struktur
bahasa, dan kosa kata. Keterampilan menulis ini tidak akan datang secara
otomatis, melainkan harus melalui latihan dan praktek yang banyak dan teratur.
Menulis
adalah mengekspresikan secara tertulis gagasan, ide, pendapat, atau pikiran dan
perasaan.[1]
Dalam pengertian yang lain, menulis adalah kemampuan berbahasa untuk menyatakan
pikiran dan perasaan dalam bentuk tulisan yang diharapkan dapat dipahami oleh
pembaca dan berfungsi sebagai alat komunikasi secara tidak langsung. Dalam
pembagian kemampuan berbahasa, menulis selalu diletakkan paling akhir setelah
kemampuan mendengarkan, berbicara, dan membaca. Meskipun selalu ditulis paling
akhir, bukan berarti menulis merupakan kemampuan yang tidak penting.
Pada awal
sejarahnya, menulis dilakukan dengan menggunakan gambar, contoh-nya tulisan hieroglif (hieroglyph) pada zaman Mesir Kuno. Tulisan dengan aksara muncul
sekitar 5000 tahun lalu. Orang-orang Sumeria (Irak saat ini) menciptakan tanda-tanda
pada tanah liat. Tanda-tanda tersebut mewakili
bunyi, berbeda dengan huruf-huruf hieroglif yang mewakili kata-kata atau benda.
Adapun tujuan
menulis dapat diklasifikasikan sebagai berikut.
1)
Mengubah
keyakinan pembaca;
2)
Menanamkan
pemahaman sesuatu terhadap pembaca;
3)
Merangsang
proses berpikir pembaca;
4)
Menyenangkan
atau menghibur pembaca;
5)
Memberitahu
pembaca; dan
6)
Memotivasi
pembaca.[2]
Kemampuan menulis
permulaan memiliki manfaat terutama pada kemampuan menulis lanjutan yang
berhubungan dengan proses belajar mengajar, manfaat tersebut antara lain :
1)
Memperluas
dan meningkatkan pertumbuhan kosa kata.
2)
Meningkatkan
kelancaran tulis menulis dan menyusun kalimat.
3)
Sebuah
karangan pada hakikatnya berhubungan bahasa dan kehidupan.
4) Kegiatan
tulis menulis meningkatkan kemampuan untuk pengaturan dan pengorgani-sasian.
5) Mendorong
calon penulis terbiasa mengembangkan suatu gaya penulisan pribadi dan terbiasa
mencari pengorganisasian yang sesuai dengan gagasan-nya sendiri.
Pada prinsipnya,
fungsi utama dari menulis adalah sebagai alat komunikasi yang tidak lang-sung.
Menulis sangatlah penting bagi pendidikan karena memudahkan para pelajar
berpikir, terutama dapat menolong berpikir kritis. Selain itu, dapat
mempermudah-kan kita merasakan hubungan-hubungan, memperdalam daya tanggap atau
persepsi kita, memecahkan masalah yang kita hadapi, dan menyusun urutn bagi
pengalaman.
Kesimpulannya adalah
menulis didefinisikan sebagai alat komunikasi tidak langsung yang dinyatakan
dalam bentuk tulisan. Sejarah tulisan pertama kali muncul menggunakan gambar,
yang kemudian muncul tulisan berbentuk aksara. Klasifikasi utama dari tujuan
menulis adalah untuk me-nginformasikan, mendidik, membujuk, dan menghibur para
pembaca. Manfaat menulis itu sangat banyak. Intinya, kita menulis sebisa
mungkin dan bermanfaat bagi orang lain. Fungsi utama dari menulis adalah
sebagai alat komunikasi tidak langsung, yang penting sekali bagi pendidikan
agar para pelajar dapat berpikir.
[1]
Menurut Djago Tarigan dalam
Elina Syarif, Zulkarnaini, Sumarno
(2009: 5)
[2]
Menurut Syafie’ie (1988:
51-52)
DAFTAR PUSTAKA
Wijayantiromi.
“Makalah Membaca dan Menulis”. 28 April 2013.
Anonim.
“17 Pengertian Menulis Menurut Para Ahli, Buku dan Umum”. 4 Juni 2014.
Anonim.
“Menulis”. 11 Maret 2015
Sutrisna.
“Tujuan dan Manfaat Menulis”. 13 Agustus 2012.
0 komentar:
Posting Komentar